Get me outta here!

Tuesday, May 2, 2017

CARA PERAWATAN LUKA YANG BAIK DAN BENAR



Kadang kebanyakan orang jika terkena luka, terlalu menyepelekan. Karena mereka berfikiran "ntarkan sembuh sendiri" tampa tau akibat yang dapat di timbulkan dari luka itu sendiri. Biasanya luka yang di abaikan berlart-larut dapat mengakibatkan infeksi, baik karena di pengaruhin oleh bakteri maupun karena diabetes yang menyebabkan luka semakin menjalar dan sulit untuk sembuh. Di bawah ini saya ada beberapa tips dalam menanganin luka yang baik dan benar.

Berikut beberapa saran bagaimana sebaiknya memperlakukan luka dengan baik:
1. Bila luka hanya di permukaan dan terdapat di bagian tidak bergerak, kadang-kadang baik untuk membiarkannya terbuka. Cara ini membuat penyembuhannya lebih cepat. Antiseptik atau salep antibiotik tidak diperlukan bila lukannya bersih.

2. Luka yang dalam dan kotor sebaiknya ditutup dengan rasa steril. Dianjurkan untuk membersihkan dengan air dan sabun, bila luka tersebut kotor atau baru terjadi. Jangan menggunakan kapas dengan alasan di atas.

3. Perdarahan sebaiknya segera dihentikan. Caranya, tekan di tempat darah keluar menggunakan kain kasa (steril bila ada). Segera lepaskan bila perdarahan sudah berhenti.

4. Penggunaan obat antiseptik pada luka dapat dibenarkan untuk membunuh kuman yang ada. Namun, sebaiknya tidak selalu dilakukan untuk menghindarkan timbulnya kekebalan kuman.

5. Luka basah sebaiknya dikompres dengan larutan permangan (larutan 1 per 10.000) atau rivanol (larutan 1 per seribu). Gunakan kain kasa, bukan kapas. Norit juga dianjurkan untuk ditaburkan di luka kronis yang basah, mengandung nanah, dan sulit sembuh. Sebaiknya pakai bubuk norit halus bersih dari botol. Luka kronis harus dibersihkan setiap hari dan jaringan mati perlu dipotong.

Luka infeksi atau bisul kecil sulit diatasi bila terdapat pada orang tua atau penderita diabetes. Luka sekecil apa pun pada penderita diabetes, terutama yang kadar gulanya tidak terkontrol baik, dapat menjalar sangat cepat sehingga sering harus dilakukan tindakan operasi. Karena itu, luka semacam ini memerlukan perawatan khusus dokter, tentu saja kadar gula darah pun harus dikendalikan.

Meski antibiotik yang tepat perlu digunakan, adanya udem (bengkak) di sekitar luka dan kadar gula tinggi sering menghambat penyembuhan dan menyebabkan tindakan operatif. Repotnya, indera rasa sakit pada penderita diabetes sudah berkurang, sehingga luka kecil hanya karena memotong kuku kaki sendiri dapat menjalar ke atas dengan akibat yang disesalkan.

Tidak heran kalau penderita diabetes lanjut usia dilarang memotong kukunya sendiri. Ia juga harus menggunakan sepatu atau sandal berukuran pas, sehingga tidak menimbulkan gesekan yang dapat menyebabkan luka lecet.

0 comments:

Post a Comment