Perubahan psikologi masa kehamilan merupakan perubahan sikap dan perasaan tertentu dalam mengalami pada wanita hamil dan memerlukan adaptasi. Adapun bentuk perubahan psikologi pada masa kehamilan yaitu perubahan mood seperti sering menangis, lekas marah, dan sering sedih atau cepat berubah menjadi senang merupakan manifestasi dari emosi yang labil. Selain itu, bentuk perubahan psikologi pada ibu hamil seperti perasaan gembira bercampur khawatir dan kecemasan menghadapi perubahan peran yang sebentar lagi akan dijalani. Seorang wanita setelah sebelumnya menjalani fase sebagai anak kemudian menjadi istri, dan sebentar lagi dia harus siap menjadi ibu (Suherni dkk, 2009)
Proses perubahan ini memerlukan waktu untuk bisa menguasai perasaan dan pikirannya. Semakin lama akan timbul rasa memiliki pada janinnya sehingga ada rasa kehilangan janinnya. Ibu akan mulai berfikir bagaimana bentuk fisik bayinya sehingga muncul “mental image” tentang gambaran bayi yang sempurna dalam pemikiran ibu seperti kulit putih, gemuk, montok dan lain sebagainya. Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan perubahan tubuh yang dialami seorang wanita juga mempengaruhi kondisi psikologinya. Badan langsing yang dulu dimiliki berubah menjadi , ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan tubuh juga kerap dirasakan.
Hal-hal yang Dapat Menyebabkan Terjadi Perubahan Psikologi Masa Kehamilan
Menurut Asrinah (2010) perubahan pada ibu yang bisa membuat terjadinya gejolak perasaan bisa disebabkan oleh faktor ketidaknyamanan fisik maupun mental sehingga membuat para ibu menjadi stress. Ada beberapa hal yang memberikan tekanan psikologis pada ibu hamil yaitu:
Kondisi finansial
Bagi pasangan yang mampu, maka kondisi finansial bukanlah masalah. Namun bagi pasangan kebanyakan masalah finansial ini merupakan masalah besar dan menimbulkan stres. Apalagi jika sejak awal diketahui bahwa kehamilan ibu bermasalah sehingga memerlukan penanganan persalinan khusus yang jelas membutuhkan biaya tambahan.
Dukungan pasangan
Dukungan pasangan sangat dibutuhkan oleh ibu hamil. Namun masih banyak suatu yang enggan ikut serta menanggung resiko yang dihadapi istrinya saat mengandung. Dengan berbagai alasan mereka mengelak untuk ikut ambil bagian, dengan alasan sibuk bekerja, ada yang menganggap itu memang tugas wanita dan sebagainya. Kondisi seperti ini akan membuat ibu hamil menjadi semakin stres menjelang hari-hari persalinan.
Dukungan keluarga
Karena berbagai faktor banyak pasangan suami istri yang memiliki hubungan yang kurang baik dengan keluarga masing-masing. Dalam situasi normal hal ini bukan menjadi masalah, tetapi dalam kondisi hamil pengaruhnya akan terasa. Kehadiran orang-orang terdekat saat menjelang persalinan jelas berpengaruh terhadap kondisi kejiwaan pasangan suami istri.
Bentuk perubahan psikologi pada masa kehamilan
Perubahan psikologis selama masa kehamilan adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan atau pengurangan emosi, kepribadian, motivasi dan konsep diri yang terjadi selama masa kehamilan.
Perubahan psikologis dapat diidentifikasi sebagai berikut:
Trimester pertama
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan terhadap kenyataan ini dan arti semua ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang paling penting pada trimester pertama kehamilan.
Trimester Kedua
Pada usia kehamilan 16-28 minggu ibu dapat merasakan gerakan bayinya. Banyak ibu yang merasa terlepas dari kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama. Pada trimester kedua relatif lebih bebas dari ketidaknyamanan fisik, ukuran perut belum menjadi suatu masalah, lubrikasi vagina lebih banyak dan hal yang menyebabkan kebingungan sudah surut, dia telah berganti dari mencari perhatian ibunya menjadi mencari perhatian pasangannya, semua faktor ini berperan dalam meningkatnya libido dan kepuasan seks.
Trimester Ketiga
Pada usia kehamilan 39-40 minggu seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya yang akan timbul pada waktu melahirkan dan merasa khawatir akan keselamatannya. Rasa tidak nyaman timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh, berantakan, canggung dan jelek sehingga memerlukan perhatian lebih besar dari pasangannya, disamping itu ibu mulai sedih karena akan terpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil, terdapat perasaan mudah terluka (sensitif).
0 comments:
Post a Comment